Dahulu kala, di daerah Tengger, hiduplah seorang putri cantik bernama Roro Anteng, putri seorang raja. Ia bertemu dengan Joko Seger, seorang pemuda gagah dari keluarga Brahmana. Keduanya saling jatuh cinta, namun kebahagiaan mereka terancam ketika seorang raksasa sakti ingin menikahi Roro Anteng.
Untuk menolak secara halus, Roro Anteng mengajukan syarat sulit: raksasa harus membuat seribu sumur dalam satu malam. Dengan kesaktiannya, raksasa hampir menyelesaikan tugasnya. Namun, Roro Anteng dan warga desa menyalakan obor dan membuat ayam berkokok sebelum fajar, sehingga raksasa mengira hari sudah pagi. Gagal menyelesaikan tugasnya, raksasa pun mengamuk dan menendang salah satu sumur yang kemudian menjadi Gunung Bromo.
Setelah itu, Roro Anteng dan Joko Seger hidup bahagia, memimpin masyarakat Tengger, yang namanya berasal dari gabungan nama mereka: “Teng” dari Roro Anteng dan “Ger” dari Joko Seger.