COKORDA GEDE YASNU SUWARGITA

SAPUH LEGER
” Wayang Sapuh Leger adalah salah satu tradisi yang sampai sekarang masih tetap diwarisi dari tahun ke tahun, yang berupa pementasan Wayang Kulit Bali sebagai salah satu simbol penebusan bagi anak yang lahir di Wuku Wayang. Di sebutkan bahwa anak yang lahir dengan Wuku yang sama dengan Bhatara Kala akan dimakan, sejalan dengan legenda nya yaitu Dewa Kumara yang lahir di wuku yang sama dengan Bhatara Kala, mengetahui akan tersebut akhirnya Dewa Siwa memerintahkan Dewa Kumara untuk melarikan diri ke bumi.

Namun Bhatara Kala mengejar Dew Kumara sampai ke bumi, setiba nya di bumi Dewa bersembunyi balik tumpukan Wayang kulit, seorang Dalang yang ternyata adalah manifestasi dari Dewa Wisnu, tak lama akhirnya Bhatara Kala sampai juga di tempat dalang tersebut, namun Bhatara Kala saat itu merasa sangat lelah, kehausan dan kelaparan, melihat adanya sesajen di hadapan sang dalang, Bhatara Kala ingin memakan sesajen tersebut, namun sang dalang memberikan satu syarat, yaitu Bhatara Kala boleh memakan sesajen itu sebagai gantinya Dewa Kumara dibiarkan untuk hidup, Bhatara Kala yang sudah tidak tahan akhirnya setuju dengan syarat tersebut.

Dari sana lah terlahir tradisi, bahwa anak yang lahir di wuku yang sama dengan Bhatara Kala, pihak keluarga wajib menghaturkan persembahan Wayang Sapuh Leger”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top