Alliyakinarsi WIcaksono

Putri Mandalika adalah legenda rakyat yang berasal dari suku Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Cerita ini mengisahkan tentang seorang putri yang sangat cantik dan bijaksana dari Kerajaan Sekar Kuning. Kecantikannya dapat memikat banyak pangeran dari berbagai daerah, sehingga semua pangeran ingin menikahinya. Putri Mandalika merasa dilema karena tidak ingin menyebabkan peperangan antar pangeran yang akan menyengsarakan rakyatnya. Sebagai bentuk pengorbanan, Putri Mandalika memutuskan untuk menceburkan diri ke laut. Setelah itu, muncul cacing laut berwarna-warni yang dikenal sebagai “nyale,” yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika. Legenda ini diabadikan dalam tradisi tahunan suku Sasak yang disebut “Bau Nyale,” yaitu tradisi menangkap cacing laut yang muncul setahun sekali. Tradisi ini adalah bentuk penghormatan dan pengingat akan pengorbanan Putri Mandalika.

Dari kisah ini, terpampang jelas bagaimana kemurahan hati seorang putri yang tanpa pamrih menyerahkan dirinya demi kesejahteraan rakyatnya. Oleh karena itu, kisah ini mengandung pelajaran luhur bahwa kita perlu melatih diri untuk tidak angkuh dan mengutamakan kepentingan orang lain, meskipun dianugerahi banyak keunggulan dalam hidup. Teladan juga dapat dipetik dari raja dan ratu, yaitu untuk senantiasa mengambil keputusan arif demi kemaslahatan bersama, sambil tetap berlapang dada dan berserah diri kepada ketetapan Sang Pencipta.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top