Ammara Qudsi Almukarimy

Karya ini menceritakan tentang legenda Aji Saka dan aksara jawa, sesuai dengan tema Kebaikan Cerita Asli Indonesia! 😉

Aji Saka adalah seorang pemuda yang mengembara ke berbagai tempat bersama dua abdinya, Dora dan Sembada. Di Pulau Majeti, Aji Saka memberi amanat ke Sembada untuk tetap tinggal dan menjaga keris pusaka miliknya dan hanya boleh diserahkan kepada Aji Saka sendiri. Aji Saka dan Dora melanjutkan perjalananannya ke Pulau Jawa. Di sana, Aji Saka berhasil mengalahkan raja yang gemar menyantap manusia, Prabu Dewata Cengkar. Ia menantang sang raja untuk memberikan tanah seluas sorbannya. Namun saat sorban itu dibentangkan, ukurannya terus membesar hingga mendorong Prabu Dewata Cengkar jatuh ke Laut Selatan, mengakhiri kekuasaannya. Setelah itu, Aji Saka memberi amanat kepada Dora untuk mengambil keris pusaka yang ia titipkan ke Sembada. Dora pun menemui Sembada. Namun, keduanya sama-sama teguh memegang amanat dari Aji Saka. Akhirnya, mereka berdua bertarung hingga tewas. Mendengar hal tersebut, Aji Saka sangat menyesal. Sebagai penghormatan terhadap pengorbanan kedua abdinya, Aji Saka menciptakan aksara jawa.

Ha Na Ca Ra Ka: Ada utusan
Da Ta Sa Wa La: Saling berselisih
Pa Dha Ja Ya Nya: Sama-sama sakti
Ma Ga Ba Tha Nga: Sama-sama menjadi mayat

Legenda Aji Saka yang sudah turun-temurun ini memiliki pesan moral keberanian yang ditunjukkan saat Aji Saka berhasil membuat Prabu Dewata Cengkar mengakhiri kekuasannya yang kejam. Selain itu, legenda ini juga memiliki nilai kesetiaan yang ditunjukkan oleh kedua abdi Aji Saka yang sama-sama memegang teguh amanat darinya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top