Pada zaman dahulu, ondel-ondel digunakan sebagai penolak bala dan penjaga kampung. Ia juga biasanya diarak saat ada wabah yang melanda kampung, selametan, hajatan besar, atau sedekah bumi setelah panen raya. Jadi, bentuk ondel-ondel laki-laki yang asli lebih seram dengan mata melotot dan gigi taring. Karena itu dikenal dengan sebutan “Barongan”.
Ondel-ondel yang berupa boneka besar dengan tinggi 2,5 meter itu dibuat dari anyaman bambu. Wajah ondel-ondel laki-laki dicat warna merah, hal itu karena fungsi awalnya untuk menakut-nakuti. Sedangkan wajah ondel-ondel perempuan dicat warna putih yang menggambarkan sifat keibuan yang lembut. Tapi banyak yang meyakini warna merah dan putih itu dipilih untuk mewakili bendera kebangsaan Indonesia. Merah berarti semangat juang dan pemberani sementara putih melambangkan kesucian.
Kata “Ondel-ondel” menjadi populer ketika Benjamin Sueb membawakan lagu ondel-ondel pada tahun 1971 dalam irama gambang kromong yang digubah oleh Djoko Subagyo. Perubahanpun terjadi pada fungsi ondel-ondel. Ia mulai hadir dalam bentuk seni pertunjukan maupun dekorasi setelah Gubernur Ali Sadikin mencanangkan ondel-ondel sebagai ikon Jakarta. Wajah ondel-ondel yang tadinya menakutkan menjadi bersahabat. Ia juga mulai menghiasi gedung-gedung atau kantor pemerintahan Jakarta.
Sumber: Wikipedia dan Indonesia Kaya