Harimau Sumatera alias Panthera Tigris Sumatrae adalah satu-satunya anggota subspesies harimau sunda yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Populasi harimau Sumatera yang tercatat di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang tersebar di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi dan Sumatera Barat diperkirakan lebih dari 150 ekor. Kondisi memprihatinkan dari populasi dari Si Datuk Belang bertahan sendirian dibanding saudara-saudaranya harimau Jawa dan harimau Bali yang terlebih dahulu punah karena perubahan habitat dan keserakahan manusia.
Si Datuk Belang di Sumatera menjadi nama yang menggambarkan interaksi “Kebaikan Alam Indonesia”. Kata “Datuk” sebenarnya merupakan sebutan dalam bahasa Melayu yang digunakan untuk merujuk kepada tokoh-tokoh tua atau orang yang dihormati dalam masyarakat. Hal ini mencerminkan rasa hormat dan kepercayaan masyarakat lokal terhadap harimau Sumatera. Alam Indonesia dengan keragaman fauna dan hayati menyediakan segala hal kebutuhan masyarakat Indonesia sesuai kadar cukupnya. Kehadiran Si Datuk Belang sebagai predator teratas di hutan menjadi batas cukup eksploitasi manusia ke dalam hutan dengan menjaga keseimbangan wilayah kekuasaannya. Harmoni yang terbangun secara turun temurun harus tetap dilanjutkan atas dasar menjaga kelestarian lingkungan hidup Indonesia.
Semangat menjaga keharmonisan tersebut mulai digerakkan dengan adanya konservasi, pembentukan payung hukum atas wilayah hutan lindung dan pembelajaran atas kesadaran untuk melindungi hutan Indonesia.
Saya Arya Panjalu dengan karya ini berharap menjadi pembawa pesan atas semangat melestarikan kekayaan alam Indonesia.
#WajahAsliKebaikanIndonesia #SebotolKaryaAnakBangsa #ApapunBudayanya
#Realap23