DUYUNG DAN LAMUN
Sub tema :
Kebaikan Cerita Asli Indonesia
Alkisah, hiduplah seorang perempuan yang sangat mengidamkan lamun, tetapi suaminya menganggap lamun hanyalah makanan bagi makhluk laut. Diam-diam, perempuan itu mulai mencarinya dan memakannya. Perlahan, tubuhnya mengalami perubahan; kakinya bertransformasi menjadi sirip ekor ikan. Ia pun merasa nyaman tinggal di lautan dan akhirnya menerima dirinya sebagai putri duyung. Tak lama setelah hidup di laut, ia menyadari bahwa dirinya sedang mengandung. Waktu pun berlalu, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki berwujud setengah manusia, setengah ikan. Bersama, mereka hidup harmonis di lautan, menjelajahi perairan luas, dan berinteraksi dengan berbagai makhluk laut. Sang ibu mengajarkan anaknya cara bertahan hidup, menghormati ekosistem, dan memahami keseimbangan alam.
Di Sulawesi Utara, dugong menjadi salah satu spesies yang dekat dengan masyarakat Desa Arakan. Mayoritas nelayan mengetahui Rap-rap, dan bagian selatan dan utara Taman Nasional Bunaken sebagai area yang memiliki padang lamun dan menjadi tempat keberadaan dugong. Tentunya, keberadaan dugong dan cerita rakyat ini mendorong adanya keseimbangan ekosistem, nilai ekologis, dan edukatif yang mendorong adanya konservasi di Bunaken. Saya kemudian memvisualisasikan kedua manusia duyung dan dugong sebagai salah satu bagian dari diri mereka, memadukannya dengan lamun yang menjadi makanan utama dugong, keterlibatan alam dan ekosistem di dalam karya ini, serta kain tenun sebagai corak ekor duyung.