Rahmita Safitri

Di dalam permukaan laut yang tenang tersimpan jejak peninggalan generasi. Dari dasar paling gelap tempat dimana warisan-warisan tersebut tersimpan, hingga permukaan yang tergambar langkah seorang pemuda membawa lentera asa.
Di kedalaman, tersimpan beribu warisan yang tak hanya berupa kekayaan alam ataupun budaya, namun juga petuah-petuah nenek moyang yang hingga sekarang masih menjadi pegangan. Terdapat keris tua yang menyala redup menunggu tangan-tangan muda yang berani menyelam dan menemukan makna didalamnya. Fauna purba Indonesia yang masih berenang dan hidup tak tergerus oleh zaman.
Tingkatan warna tak hanya menunjukkan kedalaman perairan, namun perjalanan dari generasi ke generasi yang perlahan terang namun tetap terpelihara di kedalaman.
Di permukaan, bayangan kapal menanti, berlayar kearah yang belum diketahui. Ombak dari dasar seolah berbisik lembut: “Akar sejarah bukan untuk ditinggalkan, tetapi untuk menjadi pijakan”. Menegaskan bahwa untuk berlayar menuju asa, seseorang harus lebih dulu menyelami akarnya.
Jika dilihat lebih teliti, permukaan tersebut merefleksikan langkah seorang pemuda yang membawa sebuah lentera. Yang menggambarkan ditangan pemuda lah terdapat asa.
Warisan tidak hanya tentang masa lalu, tetapi bagaimana pemuda menjaganya untuk masa depan. Karena seperti pepatah mengatakan: “Tak kan hilang jejak yang ditapaki, jika langkahmu berpijak pada nilai yang sejati”.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top