DERRA FITRIA PUTRI

Legenda Aji Saka dimulai bersama dua pelayannya, Dora dan Sembada ia mengembara ke berbagai negeri. Perjalanan mereka membawa mereka ke Nusantara sebagai wilayah yang subur.

Di Pulau Majeti, Aji Saka memutuskan untuk meninggalkan salah satu pelayannya, Sembada untuk menjaga keris pusaka miliknya. Selanjutnya, Aji Saka bersama Dora melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa.

Setibanya di Jawa, mereka menemukan kerajaan yang diperintah oleh Prabu Dewata Cengkar. Aji Saka menantang sang raja dan mengalahkannya, Setelah itu, Aji Saka menjadi raja di Medangkamulan, menggantikan Dewata Cengkar.

Sebagai raja, Aji Saka meminta Dora untuk kembali ke Pulau Majeti dan mengambil keris pusaka. Namun, Sembada menolak menyerahkan keris tersebut, mematuhi amanah awal dari Aji Saka. Akibatnya, terjadi pertempuran sengit antara Dora dan Sembada.

Keduanya sama-sama sakti, namun tidak ada yang mundur hingga akhirnya keduanya tewas. Sebagai penghormatan terhadap pengorbanan Dora dan Sembada, Aji Saka menciptakan aksara Jawa.

Ha Na Ca Ra Ka: Ana utusan (Ada utusan).
Da Ta Sa Wa La: Padha kekerengan (Saling berselisih).
Pa Dha Ja Ya Nya: Padha didhayane (Sama-sama sakti).
Ma Ga Ba Tha Nga: Padha dadi bathange (Sama-sama menjadi mayat).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top