Terinspirasi dari cerita rakyat Papua “Empat Raja” yang menceritakan mengenai asal usul nama Raja Ampat yakni empat bersaudara yang berasal dari telur. Dipercaya, dahulu terdapat sepasang suami istri yang terus memanjatkan doa kepada tuhan akan kehadiran seorang anak. Kemudian, suatu hari kedua pasangan tersebut menemukan enam butir telur yang berada dalam lubang di tepi Sungai Waikeo. Kelima telur kemudian menetaskan empat orang anak laki-laki, seorang anak perempuan dan satunya mengeras menjadi batu. Seiring waktu berjalan, kelima anak tersebut tumbuh menjadi pribadi manusia yang baik dan dicintai oleh warga sekitar. Ketika waktunya tiba, anak perempuan mereka pergi bersama pilihan hidupnya dan keempat anak laki-laki mendapatkan warisan empat pulau. Keempat anak laki-laki ini kemudian menjadi raja dari keempat pulau yang makmur dan sejahtera dengan terus menepati janji mereka pada ayahnya untuk menjaga pulau tersebut dan segala isinya dengan baik. Maka dari itu, daerah tersebut sekarang dikenal dengan “Raja Ampat”. Di sisi lain, hingga kini, telur istimewa yang berubah menjadi batu masih dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat. Telur yang diberi nama “Batu Telur Raja” disimpan di Situs Kali Raja yang dijaga oleh dewa penjaga dalam wujud menhir yang bernama Man Moro dan Man Metem.