Indonesia memang terkenal kaya akan budayanya, termasuk cerita rakyat. Partisipasi kali ini aku pake cerita asal Sumatra Selatan, Si Pahit Lidah. Cerita ini memang cukup terkenal di daerah Jambi sama Bengkulu.
Sebenernya ada dua versi cerita ini, “Legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat”, dan “Legenda Si Pahit Lidah” aja, untuk kali ini cerita yang diangkat adalah cerita yang kedua.
Menurut saya cukup masuk ke dalam tema, awalnya Serunting menuduh Aria Tebing dengan senonoh, lalu ngajak berkelahi. Setelah bertapa 2 tahun, Serunting dapat kesaktian apapun yang dia ucapkan akan menjadi kutukan. Kerennya lagi, sepanjang perjalanan dia bertobat dan merenung akan kesalahannya dulu, bahkan menolong sepasang suami istri tua yang tidak punya anak, dengan mengubah sehelai rambut sang nenek menjadi seorang bayi. Setelah kembali bertemu Aria Tebing dan istrinya, Siti, Serunting bahkan berani meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia buat di masa lalu.
Jadi kesimpulannya cerita ini unik karna sang tokoh antagonis berubah jadi baik. Moralnya pun dengan mudah bisa kita dapatkan, jangan suka menuduh orang dan beranilah meminta maaf jika ada salah.