Insan Fadilah

Karya ini menceritakan kisah “Nyi Pohaci” dari “Wawacan Sulanjana” sebuah naskah kuno berbahasa sunda yang mengandung mitologi sunda.

“Nyi Pohaci Sanghyang Asri” dimulai dari sebutir telur yang merupakan tetesan air mata Dewa Anta yaitu dewa ular naga. Nyi Pohaci Sanghyang Asri lahir dari telur tersebut. Karena paras, sifat, dan tutur bahasanya, banyak dewa yang jatuh hati padanya. Bahkan, ayah angkatnya, Batara Guru, diam-diam memendam rasa dan berniat mempersuntingnya.

Para dewa khawatir perasaan Batara Guru akan mengakibatkan perdebatan, kekacauan, dan merusak aturan yang berlaku. Melihat situasi seperti itu, para dewa menyusun siasat untuk memisahkan keduanya. Pada akhirnya, Dewi Sri meninggal karena diracun.
Mayat Dewi Sri dikubur di tempat yang sangat jauh. Karena Dewi Sri adalah perempuan yang suci, timbul sebuah keajaiban. Di atas makamnya tumbuh beberapa tumbuhan yang subur.

Dari kepalanya tumbuh pohon kelapa, dari hidung, bibir, dan telinganya tumbuh rempah-rempah dan sayuran, dari rambutnya tumbuh rerumputan dan bunga-bunga yang wangi, dari tangannya tumbuh pohon jati, cendana, dan pohon-pohon yang banyak kegunaannya, dari kakinya tumbuh umbi-umbian, dan dari pusarnya tumbuh padi yang merupakan makanan pokok manusia. Tumbuhan yang tumbuh di atas makam Nyi Pohaci Sanghyang Asri dipercaya sebagai simbol yang berkaitan erat dengan kelangsungan hidup manusia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top