Karya ini terinspirasi dari legenda Keong Mas, di mana Candra Kirana yang dikutuk menjadi keong mas akhirnya ditemukan oleh seorang nenek tua. Tanpa mengetahui siapa sebenarnya keong itu, sang nenek merawatnya dengan penuh kasih. Namun, keajaiban terjadi, setiap kali ia pergi, rumahnya selalu dipenuhi makanan lezat, seolah kebaikan yang ia berikan berbalik membawa berkah.
Di sisi lain, Raden Inu terus mencari Candra Kirana tanpa lelah. Dalam perjalanannya, ia membantu seorang kakek yang dengan penuh syukur memberikan petunjuk. Namun, ia juga memperingatkan bahwa gagak yang terlihat memberi arah adalah penyihir jahat yang telah mengutuk Candra Kirana. Dengan hati-hati, Raden Inu mengikuti petunjuk sang kakek dan akhirnya menemukan keong mas. Saat keduanya bertemu kembali, kutukan pun terpecah, membuktikan bahwa ketulusan dan kesabaran akan selalu lebih kuat daripada kejahatan.
Sementara itu, saudari Candra Kirana, Dewi Galuh, digambarkan berdiri sendiri dalam kemarahan, ditemani sang gagak. Tak ada yang menatapnya, mencerminkan bagaimana iri hati hanya akan menjauhkan seseorang dari cahaya dan kebahagiaan.
Menurut saya, Wajah Asli Kebaikan Indonesia adalah bagaimana kebaikan dan ketulusan selalu membawa perubahan, sekecil apa pun itu. Sama seperti dalam cerita ini, di mana kasih sayang dan keikhlasan mengalahkan kebencian. Kebaikan tidak selalu terlihat langsung, tetapi ia akan selalu menemukan jalannya untuk menerangi orang lain.
Diharapkan dengan adanya karya ini, kita semua semakin percaya bahwa sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan, ia akan membawa dampak dan cahaya bagi sekitar.