Lutung Kasarung adalah cerita rakyat yang berasal dari Jawa Barat. Cerita ini merupakan salah satu legenda Sunda yang populer di Indonesia. Kisah ini mengisahkan seorang pangeran bernama Guruminda yang sombong atas ketampanannya hingga dikutuk menjadi seekor lutung dan hanya bisa kembali menjadi pangeran ketika ia menemukan cinta yang tulus.
Sementara itu, di Kerajaan Pasir Batang, Sang Raja harus memilih salah satu dari dua putrinya, Purbararang atau Purbasari, untuk menjadi penerus tahta. Sebuah sayembara adu kecantikan diadakan, dan Purbasari dinyatakan sebagai pemenang. Namun, Purbararang yang tidak terima dengan keputusan tersebut berbuat licik dengan membuat Purbasari terkena penyakit kulit, hingga ia dibuang ke hutan.
Di hutan, Purbasari bertemu dengan Lutung Kasarung. Dengan kesaktiannya, Lutung membantu menyembuhkan penyakit Purbasari. Setelah sembuh, Purbasari kembali ke kerajaan untuk bertemu ayahnya. Namun, Purbararang kembali menantangnya, kali ini dengan sayembara adu ketampanan pasangan. Tunangan Purbararang, Indrajaya, adalah pria yang tampan, sedangkan Purbasari hanya ditemani seekor lutung. Ketika semua orang mengira Purbasari akan kalah, Lutung Kasarung menunjukkan jati dirinya sebagai Pangeran Guruminda yang tampan dan berwibawa. Pada akhirnya, Purbasari berhak menjadi ratu, sementara Purbararang menerima kekalahannya tanpa dendam.
Lebih dari sekadar kisah cinta yang tidak memandang fisik, Lutung Kasarung juga menggambarkan persaingan antar saudara yang dipicu oleh keputusan subjektif Sang Raja dalam menentukan penerus. Mengapa kelayakan seorang pemimpin justru diukur dari kecantikan? Namun, yang membuat kisah ini indah adalah akhirnya yang tidak tragis. Keindahan lainnya adalah bagaimana keadilan bisa ditegakkan tanpa adanya ego yang tinggi atau dendam yang mendalam. Pada akhirnya, setiap tokoh mendapatkan kebahagiaannya masing-masing, termasuk Purbararang yang menerima kekalahannya dengan lapang dada. Itulah yang membuat Lutung Kasarung menjadi cerita yang begitu berkesan bagi saya.