Leo Pramana Sihombing

KEBAIKAN CERITA ASLI INDONESIA- DALIHAN NA TOLU

Pada zaman dahulu kala dalam masyarakat adat Batak, “Dalihan Na Tolu” atau Tungku berkaki tiga adalah bagian peralatan rumah yang sangat vital karena digunakan untuk keperluan dapur sehari-hari. Tungku dengan 3 kaki ini memiliki keseimbangan mutlak. Jika satu saja dari tiga kaki itu rusak maka ia tak dapat digunakan dengan semestinya.
Inilah inspirasi cerita yang dipilih oleh leluhur adat Batak untuk mengajarkan tentang keseimbangan hidup dalam kehidupan manusia.
Tiga kaki tersebut adalah gambaran dari:
1. Somba Marhulahula: Hormat kepada pihak keluarga Ibu atau istri. Keluarga dari pihak Ibu atau istri adalah sumber berkat sebab keturunan dilahirkan dari pihak mereka.
2. Elek Marboru: Mengayomi dan kasih sayang kepada anak perempuan.
3. Manat Mardongan Tubu: Menjaga hubungan baik dengan saudara/kawan sesama marga. Ibarat pepatah, “Hau na jonok do na boi marsiogoson.” yang berarti kayu yang dekatlah yang dapat bergesekan. Sehingga ini adalah peringatan tentang rentannya perselisihan dalam hubungan kerabat sesama marga.
Bagi masyarakat Batak, cerita Dalihan Na Tolu ini adalah suatu ajaran yang berguna untuk melanjutkan adat istiadat dari generasi ke generasi. Tapi secara lebih luas ajakan Dalihan Na Tolu untuk saling menghormati, mengasihi dan berhati-hati dalam menjaga perilaku adalah keniscayaan dalam cita-cita kita untuk menjaga keseimbangan hidup dalam keberagaman dan kekayaan budaya di bumi pertiwi, Indonesia

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top