Putu Nito Ananda Ariwangsa

karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang umumnya diarak saat Pengrupukan, tradisi Hindu Bali yang dilaksanakan untuk menyambut Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka). Tradisi tersebut merupakan bagian dari prosesi Tawur Kesanga, ritual Hindu Bali untuk menetralisir kekuatan negatif di alam sekitar dan “mendamaikan” makhluk-makhluk alam bawah menjelang pergantian Tahun Saka. Dalam pawai saat Pengrupukan, ogoh-ogoh merupakan lambang keburukan sifat-sifat manusia atau negativitas di alam. Maka setelah pawai selesai, ogoh-ogoh akhirnya dibakar sebagai representasi pengenyahan sifat-sifat tadi

Sampai saat ini budaya/tradisi ini masih dilestarikan oleh kebaikan pemuda-pemudi Bali bahkan mulai dari anak-anak sudah terbiasa membuat ogoh-ogoh untuk diarak keliling desa pada malam pengerupukan. Dengan keikut serta’an pemuda dan pemudi ini, kearifan tetap terjaga sampai sekarang agar berlanjut ke generasi-generasi selanjutnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top