Cirebon bukan sekadar kota pesisir, tetapi pusat sejarah dan budaya yang kaya. Bukan sekadar legenda saja, cerita ini benar adanya. Kisah Sunan Gunung Jati Sang pendakwah Islam melalui pendekatan akulturasi dan budaya. Salah satu Warisan kejayaan itu terlihat dalam Paksi Naga Liman, kereta kencana legendaris yang melambangkan harmoni tiga dunia: atas, bawah, dan tengah.
Kereta ini adalah perpaduan dari tiga kekuatan simbolik yakni Paksi (Burung) yang melambangkan kebebasan dan spiritualitas, Naga melambangkan kebijaksanaan dan kekuatan mistis, serta Liman (Gajah) yang mencerminkan kewibawaan dan keagungan. Secara historis Paksi Naga Liman merupakan akulturasi kebudayaan Islam (burung/buraq), Tiongkok (naga), dan Hindu (gajah). Hibriditas pada Paksi Naga Liman merupakan bentuk representasi dari multikulturalisme yang terjadi di Cirebon.
Tak hanya itu, Kuliner Cirebon juga punya cerita.
Empal Gentong daging sapi bercita rasa gurih yang dimasak dalam gentong tanah liat. Dahulu, makanan ini hanya bisa dinikmati oleh keluarga kerajaan Kesultanan Cirebon.
Misro, jajanan singkong manis dengan isi gula merah, “Misro” berasal dari kata “amis di jero” (manis di dalam). Filosofinya, meskipun luarannya biasa saja, tetapi di dalamnya ada kejutan manis, seperti halnya sifat orang Sunda yang ramah dan penuh kejutan baik.