Yanu Fariska Dewi

LAHIRE WISANGGENI

Kelahirannya menjadi sejarah kelam alam dewa lebih tepatnya dalam Kahyangan Suralayan. Berawal dari polah Dewasrani ( anak dari Batara Guru & Batari Durga ) yang ingin mempersunting paksa Batari Dresanala ( isteri dari Raden Arjuna ) yang saat itu sedang mengandung anak dari Arjuna. Pemaksaan itu membuat Batari Dresanala terpaksa melahirkan paksa bayinya dibantu oleh sang ayah yaitu Betara Brahma. Hancur hati Batari Dresanala dan Batara Brahma saat itu dikarenakan ancaman dari Batara Guru.

Bayi tersebut kemudian di buang ke kawah Candradimuka yaitu kawah hukuman bagi para titah yang tidak menuruti aturan Batara Guru. Ketika bayi tersebut hampir menyentuh dasar kawah Candradimuka. Sang Hyang Wenang bersatu dalam raga bayi itu atas permohonan Semar, Antasena dan Batara Narada. Jadilah bayi itu seorang pemuda setengah dewa dengan nama WISANGGENI yang artinya Racun Api.

Wisanggeni ngamuk mengobrak abrik kahyangan Suralayan dibantu oleh tunggangannya yaitu Gajah Tridharma, gajah jelmaan Semar, Antasena dan Batara Narada. Ngamuknya Wisanggeni membuat Batara Guru kewalahan dan lari meninggalkan kahyangannya. Setelah dirasa cukup untuk memberi pelajaran kepada Batara Guru, Sang Hyang Wenang keluar dan menghukum Batara Guru dikarenakan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai Raja para Dewa.

Wisanggeni dikenal sebagai seorang pemuda yang memiliki kesaktian luar biasa, pemberani, dan tegas. Tokohnya dikenal dalam pewayangan Mahabharata versi Jawa. diceritakan Wisanggeni mempunyai seorang isteri bernama Dewi Lintang Manikara. Wisanggeni moksa sebelum perang Mahabharata dimulai Bersama dengan Antasena yaitu putra dari Raden Wrekudara.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top