Ken Arok dan Ken Dedes merupakan kisah yang sangat dikenal di Pulau Jawa. Dengan berbagai versi cerita yang beredar di masyarakat dari berbagai sumber, kisah Ken Arok tidak hanya sekedar kisah cinta belaka seperti yang selama ini diketahui banyak orang. Dibalik kisah percintaan yang selama ini lebih dimunculkan, kisah perjuangan melepaskan diri dari penindasan dan kekejaman penguasa pada saat itu merupakan hal yang paling penting. Ken Arok Merupakan sosok pemuda cerdas, tanggap, cekatan, dan penuh perhitungan, yang dianggap oleh para Brahmana sebagai perpaduan kasta Sudra (masyarakat biasa)-Satria-Brahmana, merupakan sosok yang akan mampu menjadi penyelamat bagi rakyat yang tertindas oleh kejamnya pemegang kekuasaan pada masa itu, Akuwu Tunggul Ametung di bawah pemerintahan Raja Kertajaya Kerajaan Kadiri. Dia merupakan anak muda yang baik dan mengabdi kepada para guru atau brahmana, serta peduli pada rakyat di kerajaannya. Ken arok merupakan sosok yang mampu menggerakkan rakayat lain untuk bersatu mengalahkan kedzaliman. Ken Arok yang dikenal pula dengan sebutan Ranggah Radjasa, mendapatkan perintah, kepercayaan, dan restu dari para Brahmana diantaranya Empu Purwa dan Lohgawe untuk menjadi Garuda Para Brahmana yang akan menyelamatkan rakyat dari penindasan penguasa, serta Ken Dedes yang merupakan putri dari Empu Purwa dari cengkeraman Tunggul Ametung yang kejam. Selanjutnya, Ken Arok dan Ken Dedes bersatu untuk membentuk kerjaan baru yaitu Singhasari, yang merupakan cikal bakal dari kisah Kerajaan Majapahit. Ken Arok dan Ken Dedes merupakan akar dari raja-raja besar di tanah Jawa. Dari semua kisah ini, satu hal yang perlu dikuatkan untuk diketahui oleh masyarakat adalah bahwa Ken Arok bukanlah begundal, namun dia adalah utusan para Brahmana untuk menyelamatkan negeri dan rakyat dari penguasa yang keji dan kejam. Ken Arok disebut sebagai Garuda bagi para Brahmana dan rakyat. Ken Arok merupakan pahlawan bagi rakyat pada masa itu. Ken Arok: Garuda para Brahmana.
Dalam desain yang dipersembahkan untuk PT Sosro kali ini, desainer memperkuat karakter Ken Arok, Ken Dedes, dan para Brahmana dengan menggunakan pola wayang kulit. Hal ini terlihat dari bentuk tubuh karakter. Sedangkan unutk pola-pola hias, desainer mengangkat pola-pola batik agar menguatkan karakter Indonesia dalam desain ini. Jadi desian ini memiliki kekutan menonjol pada kisah asli yang diangkat memiliki nilai-nilai kebaikan yang mungkin saja selama ini tertutupi, pola karakter yang berbentuk wayang kulit sebagai salah satu karya seni terbaik asli Indonesia, serta penggunaan pola batik sebagai ragam hiasnya merupakan karya agung milik negara ini.