Muhammad Andra Atha Razan

Kisah Garuda Wisnu Kencana berasal dari kitab-kitab Hindu kuno, terutama Mahabarata dan Puranas, yang kemudian berkembang dalam kebudayaan Jawa dan Bali. Kisah ini telah diwariskan secara turun-temurun dalam seni, sastra, dan pertunjukan wayang di Indonesia.

Dahulu kala, ada seorang bijak bernama Kasyapa yang memiliki dua istri, Kadru dan Winata. Kadru adalah ibu dari bangsa naga, sedangkan Winata adalah ibu dari Garuda, burung raksasa yang memiliki kekuatan luar biasa.

Suatu hari, Kadru dan Winata bertaruh tentang warna ekor kuda Ucaihsrawa, kuda sakti yang muncul dari Samudra Manthana (pengadukan lautan susu). Kadru mengatakan bahwa ekor kuda itu berwarna hitam, sementara Winata bersikeras bahwa ekornya berwarna putih. Mereka sepakat bahwa siapa pun yang salah akan menjadi budak yang lain. Namun, Kadru curang. Ia menyuruh anak-anak naganya untuk menyemburkan racun dan mengubah warna ekor kuda menjadi hitam. Karena itu, Winata kalah dan menjadi budak Kadru beserta para naga.

Garuda, yang sangat mencintai ibunya, tidak rela melihat Winata hidup dalam penderitaan perbudakan dari Kadru dan anaknya. Ia bertanya kepada para naga, “Apa yang harus aku lakukan agar ibuku bebas?” Para naga menjawab, “Bawakan kami Amerta (air keabadian) dari Kahyangan!”. Garuda pun bertekad mencuri Amerta dari kahyangan tempat para dewa tinggal. Dalam perjalanan, ia menghadapi berbagai rintangan

Saat Garuda hampir mengambil Amerta, Dewa Wisnu muncul dan menguji hati Garuda. Wisnu terkesan dengan ketulusan dan kesetiaan Garuda kepada ibunya. Wisnu berkata, “Aku akan memberikan Amerta kepada para naga, tapi kau harus menjadi kendaraanku yang abadi.” Garuda setuju dan membawa Amerta kepada para naga. Namun, begitu para naga mendekati Amerta, Dewa Indra datang dan mencuri kembali Amerta sebelum para naga bisa meminumnya.

Akhirnya, para naga tetap fana dan Winata pun bebas dari perbudakan. Garuda pun memenuhi janjinya kepada Dewa Wisnu dan menjadi tunggangan Sang Dewa sebagai simbol kebaikan dan pengorbanan.

Pesan Moral Kisah Ini
Kasih sayang dan bakti kepada orang tua adalah yang utama.
Kejujuran akan selalu menang atas kecurangan.
Pengorbanan demi kebaikan akan selalu diberkati.
Kisah ini menjadi inspirasi bagi budaya Indonesia dan diwujudkan dalam patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali sebagai simbol kebesaran, kebaikan, dan pengabdian.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top