Reog Kendang Tulungagung merupakan tarian rakyat yang diciptakan pada tahun 1978. Tarian ini berasal dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Tarian tersebut menceritakan kisah seorang prajurit Kedirilaya beserta rombongan, yang mengiringi Ratu Kilisuci ke Gunung Kelud. Rombongan terdiri dari enam prajurit.Tarian Reog Kendang mengisahkan kesulitan yang dialami para prajurit dalam perjalanan mengiringi sang ratu. Mulai dari menuruni lembah curam dan terjal, membawa beban perbekalan yang berat, hingga berjalan sampai terbungkuk-bungkuk.Reog Kendang dilakukan oleh penari berjumlah enam orang. Masing-masing penari dibekali kendang atau dhondong selama pertunjukan. Setiap kendang yang dibawa penari beragam, mulai dari kendang kerep, kendang arang, kendang imbal 1, kendang imbal 2, kendang keplak, dan kendang trinthing.
Pada desain kali terinspirasi dari kesenian ketoprak atau wayang orang yang sedang melakonkan cerita asal usul reog kendang Tulungagung.
Menggambarkan set panggung ketoprak yang berlapis,serta background yg mendukung.
Pada bagian samping terdapat antaboga atau naga yang di ambil dari hiasan gong pengiring Tari ReogKendang,simbolisasi tanah atau bumi yang menjadi sumber abadi segala makanan bagi semua makhluk hidup di bumi. Anantaboga menggambarkan bumi itu sendiri sebagai representasi dari unsur pertiwi .
Terdapat tandu yang digunakan sang dewi ketika hendak pergi ke gunung kelud untuk melihat pekerjaan sang jatasura.
Dengan latar gunung kelud serta di dukung dengan Susana hutan memberikan kesan dramatis.
Menggunakan warna dominan hijau Warna hijau memiliki banyak filosofi, di antaranya melambangkan keseimbangan, ketenangan, dan kesegaran. Warna hijau juga dikaitkan dengan alam, kedamaian, dan kealamian. Ynag dikombinasi kan dengan warna merah dan oranye
Yang memiliki arti, diantaranya melambangkan keberanian, kasih sayang, dan kehangatan.
Serta di hiasi dengan warna emas yang melambangkan keagunagn,kebesaran serta kemakmuran.